Pimpinan Syarikat Islam Pusat Apresiasi Gerak Cepat Syarikat Islam Bukittinggi

Bukittinggi – Pada hari Rabu, (14/12) digelar silaturahmi melalui zoom meeting antara pengurus DPP Syarikat Islam, Provinsi Syarikat Islam Sumatera Barat, dan pengurus Kabupaten/Kota di Sumatera Barat.

Hadir dalam acara silaturahmi tersebut dari Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam, Ketua Umum  Dr. H. Hamdan Zoelva, Ketua Abdul Wahab Suneth, Wakil Sekjen Syafruddin Djosan, Wakil Sekjen Aulia Tahkim Tjokroaminoto (Cicit dari Yang Utama HOS Tjokroaminoto), Cucu H. Agus Salim, Wakil Sekjen Syarikat Islam, Yudhi, Ir. David Chalid, Ismunandi Sofyan, S.E., Ketua Syarikat Islam Bukittinggi, Drs. Rismaidi, S.H., Dr. Eviandi Ibrahim, S.H., M.H. dan Wakil Ketua Syarikat Islam Bukittinggi, Riyan Permana Putra, S.H., M.H.

Ketua umum Syarikat Islam, Dr. Hamdan Zoelva, Wakil Sekretaris Jendral Syarikat Islam, Yudhi, dan Ir. David Chalid mengapresiasi perkembangan Syarikat Islam di Sumatera Barat terkhusus Syarikat Islam Kota Bukittinggi yang bergerak cepat.

“Semoga gerak cepat Kota Bukittinggi bisa menjadi contoh bagi Syarikat Islam yang ada di Sumatera Barat,” harap mereka.

Hamdan Zoelva meminta, perhatian segenap kaum Syarikat Islam, para pengurus. Bahwa SI sebagai organisasi masyarakat tertua dan modern pertama, penggerak kebangsaan Indonesia dan persatuan umat di Indonesia. Haruslah memegang teguh nilai-nilai kepeloporan, demikian itu untuk semakin giat dan bergerak meningkatkan konsolidasi organisasi.

“Dewasa kini telah ada kurang lebih 300 Cabang Syarikat Islam tersebar di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, situasi kekinian SI tetap konsisten pada visi dan misi para pendiri terdahulu, yaitu penguatan dakwah ekonomi, berikhtiar dan berdaya upaya untuk mengembangkan format bagaimana ekonomi rakyat Indonesia bisa terhindar dari terpurukan. Dan, berubah berkembang dari penyerangan dominasi ekonomi asing.

Masih kata Hamdan, bagaimana pengembangan ekonomi kerakyatan, memaksimalkan potensi daerah, serta kearifan local.

“Sehingga rakyat Indonesia bisa hidup mandiri di kaki sendiri,” pungkasnya.

Ismunandi Sofyan dalam pembukaannya menyatakan bahwa ia yakin Syarikat Islam bisa menghasilkan spirit kuat dalam jalannya roda organisasi. Syarikat Islam juga banyak menelurkan ide untuk tata kehidupan Bangsa Indonesia, katanya.

Ir. David Chalid menyebutkan bahwa potensi ekonomi halal dunia mencapai US$ 7 triliun. Ini potensi yang besar. Dan Indonesia tidak boleh menjadi konsumen tapi harus menjadi produsen. Ia berharap SI menjadi aktor penting dalam ekonomi halal ini.

“Saya berharap para pengurus baru Syarikat Islam Kota Bukittinggi mampu melahirkan inovasi atau terobosan dan memberikan kemajuan agar ekonomi syariah di Kota Bukittinggi bisa berkembang” terangnya.

Secara umum, Ketua Syarikat Islam Kota Bukittinggi, Drs. Rismaidi juga menerangkan bahwa tantangan besar sekarang ini adalah bagaimana membangun kedaulatan ekonomi. Jika dilihat dari sejarah SI, Rismaidi ingin ke depan memajukan perekonomian umat dan menyokong pembangunan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Salah satu pimpinan Syarikat Islam Bukittinggi, Dr. Eviandi berharap Syarikat Islam Bukittinggi bisa mengangkat marwah para pelaku ekonomi. Untuk selanjutnya, SI juga masuk ke ranah lain seperti masjid – masjid. Maka dari itu, SI juga terus berkolaborasi dengan perumda pasar dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Sehingga kita bisa bersama – sama memajukan perekonomian umat secara simultan dan berkesinambungan. Hingga nanti bisa menghasilkan sesuatu yang besar,” katanya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Syarikat Islam Bukittinggi, Riyan Permana Putra pun menyatakan siap menyukseskan program-program organisasi di SI yang sejalan dengan perbaikan umat, bangsa dan negara.

Riyan juga menyatakan Organisasi Syarikat Islam yang besar di masa HOS Tjokroaminoto itu kini dipimpin Hamdan Zoelva, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi. Syarikat Islam pernah menjadi bagian dari Partai Masyumi, kemudian menjadi partai tersendiri, lalu menjadi bagian dari PPP, dan akhirnya kini menjadi ormas keagamaan yang mengedepankan dakwah ekonomi.

Dakwah ekonomi syariah hari ini memang masih sebagai subyek kajian akademisi di kampus, atau bahan pengajian di masjid dan majelis taklim, sehingga harus ada terobosan baru dalam menyosialisasikan dan mendakwahkannya. Inilah salah satu tantangan Syarikat Islam ke depan.

“Saat ini kondisi perekonomian kita melambat akibat pandemi Covid-19, apalagi sekarang banyak orang yang terjerat sistem ekonomi yang rusak, seperti pinjaman online (pinjol) ilegal, lalu rentenir, dan lain sebagainya. Ini bisa merusak tatanan ekonomi dan merusak rumah tangga di masyarakat. Kita harus bisa mengembalikan kondisi ini menjadi kondusif secara ekonomi,” tegasnya.(Fendy Jambak)

 

Bagikan: