
Inovasi Ekonomi Desa: Nagari Pasia Laweh Resmikan KOPDES MP Pertama di Tanah Air
Palupuh Agam, SumbarEkspres.com — Pada Rabu, 26 Maret 2025, di Kantor Wali Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tercatat sebuah tonggak sejarah dengan terbentuknya Koperasi Desa Merah Putih (KOPDES MP) pertama di Indonesia. Acara musyawarah nagari yang menghasilkan keputusan penting ini dihadiri oleh 40 peserta, terdiri dari tokoh masyarakat, perangkat desa, pemangku kepentingan, serta perwakilan dari Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI). Kehadiran berbagai pihak ini menunjukkan antusiasme masyarakat dan dukungan penuh terhadap upaya pemberdayaan ekonomi desa yang berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Zul Arfin Datuak Parpatiah, S.Sos., MM., CPM., Wali Nagari Pasia Laweh sekaligus pimpinan rapat, menegaskan bahwa pembentukan KOPDES MP adalah bagian dari implementasi program Presiden untuk meningkatkan ekonomi pedesaan serta menekan angka kemiskinan ekstrem. Menurutnya, koperasi ini tidak hanya menjadi sarana untuk mendorong perekonomian desa, tetapi juga sebagai bentuk kemandirian masyarakat dalam mengelola potensi ekonomi yang ada. “Kami tidak hanya ingin meningkatkan perekonomian, tetapi juga memperkuat solidaritas masyarakat desa. Dengan adanya KOPDES MP, kami berharap masyarakat dapat lebih berdaya dalam mengelola usaha dan meningkatkan taraf hidup secara berkelanjutan,” ujar Zul Arfin Datuak Parpatiah penuh optimisme.
Zul Arfin menambahkan bahwa menjadi pelopor KOPDES MP pertama di Indonesia adalah sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar bagi Nagari Pasia Laweh. Ia berharap koperasi ini dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Indonesia dalam menjalankan koperasi desa yang berbasis potensi lokal. “Kami ingin menunjukkan bahwa desa mampu menjadi subyek pembangunan, bukan sekadar objek pembangunan. Kami berharap KOPDES MP ini bisa menjadi inspirasi dan teladan bagi desa-desa lain dalam mewujudkan kemandirian ekonomi yang berdaya saing,” tambahnya.
APDESI Dukung Penuh KOPDES MP Pertama di Indonesia.
Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (DPP APDESI) menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif Nagari Pasia Laweh dalam memulai pembentukan KOPDES MP. Aarkar Sabat, perwakilan DPP APDESI, menyampaikan apresiasi atas langkah berani yang diambil Nagari Pasia Laweh sebagai pelopor KOPDES MP pertama di Indonesia. APDESI berkomitmen untuk memfasilitasi dan mendampingi proses pendirian koperasi ini hingga resmi berdiri pada 12 Juli 2025.
Menurut Aarkar Sabat, pembentukan KOPDES MP di Pasia Laweh dapat menjadi proyek percontohan (pilot project) bagi desa-desa lain di Indonesia. “Kami berharap Pasia Laweh dapat menjadi role model dalam pengelolaan koperasi desa yang profesional dan akuntabel. Keberhasilan koperasi ini diharapkan dapat memicu semangat desa-desa lain untuk mengikuti jejak serupa,” jelas Aarkar Sabat.
Selain itu, APDESI mendorong adanya harmonisasi antara Undang-Undang Desa, Undang-Undang Koperasi, serta Undang-Undang Cipta Kerja beserta aturan turunannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari tumpang tindih regulasi yang dapat membingungkan pelaksanaan koperasi di tingkat desa. “KOPDES MP tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran BUMDes atau BUMDesma, tetapi justru memperkuat dan melengkapi keberadaan mereka. Oleh karena itu, penataan regulasi lintas kementerian dan lembaga sangat diperlukan,” tambahnya.
Permodalan dan Keberlanjutan Kegiatan Desa.
Terkait permodalan KOPDES MP, APDESI memastikan bahwa koperasi ini akan mengikuti ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Koperasi dan Undang-Undang Desa beserta turunannya. Aarkar Sabat menegaskan pentingnya pengelolaan modal secara transparan dan akuntabel untuk mencegah potensi penyalahgunaan yang dapat merugikan masyarakat desa. “Kami ingin koperasi ini menjadi contoh bagaimana pengelolaan keuangan yang baik dapat memperkuat ekonomi desa secara berkelanjutan,” tegasnya.
Asep Anwar Sadat, S.H., Ketua Umum DPP APDESI, juga mengingatkan agar pembentukan KOPDES MP tidak mengganggu kegiatan desa yang sudah direncanakan dalam APBDes reguler. Ia berharap agar pemerintah pusat dapat memberikan arahan yang jelas kepada kementerian/lembaga terkait serta pemerintah daerah untuk mendukung keberlanjutan program desa. “Kami mendukung penuh program pemerintah pusat dalam membangun desa, tetapi kami juga meminta agar kegiatan desa yang sudah berjalan tetap terjaga dengan baik. Kesejahteraan masyarakat desa adalah prioritas utama,” ujar Asep Anwar.
Hasil dan Keputusan Musyawarah Nagari Pasia Laweh
Musyawarah Nagari Pasia Laweh menghasilkan beberapa keputusan penting yang akan menjadi dasar operasional KOPDES MP, antara lain:
1. Menyetujui pembentukan KOPDES MP sebagai Koperasi Desa Merah Putih pertama di Indonesia dengan status resmi Koperasi Nagari Merah Putih Pasia Laweh.
2. Menetapkan status koperasi sebagai koperasi desa dengan fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat berdasarkan potensi lokal. Jenis usaha koperasi akan disesuaikan dengan petunjuk teknis pemerintah terkait.
3. Menunjuk pengurus koperasi dengan Wali Nagari Pasia Laweh, Zul Arfin Datuak Parpatiah, S.Sos., MM., CPM., sebagai pengawas utama. Pengawasan juga melibatkan Ketua Bamus Pasia Laweh, Datuak Taman, serta Neli, S.E., yang memiliki pemahaman legalisasi koperasi.
4. Menjaga keberlanjutan kegiatan desa yang telah dianggarkan dalam APBDes reguler agar keberadaan KOPDES MP tidak mengganggu jalannya pembangunan desa.
Harapan Besar untuk Masa Depan Ekonomi Desa
Pembentukan KOPDES MP di Nagari Pasia Laweh sebagai yang pertama di Indonesia diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk memperkuat ekonomi pedesaan. Koperasi ini diharapkan mampu membangun kemandirian ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan, memberikan manfaat nyata bagi masyarakat desa.
“Kami berharap KOPDES MP dapat menjadi katalisator perubahan positif bagi ekonomi desa. Jika koperasi ini berhasil, kami yakin desa-desa lain akan mengikuti jejak kami,” tutup Zul Arfin Datuak Parpatiah, S.Sos., MM., CPM.
Dengan terbentuknya KOPDES MP pertama di Indonesia, Nagari Pasia Laweh Palupuh bukan hanya menjadi pionir, tetapi juga pemicu kebangkitan ekonomi desa di seluruh nusantara.(*)