Opini: Hati-Hati Terhadap Investasi Properti yang Tidak Jelas, Konsumen Rentan Dirugikan
Bukittinggi,SumbarEkspres.com – Investasi properti sering kali dianggap sebagai langkah aman dalam menjaga aset dan meningkatkan nilai ekonomi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul modus-modus penipuan yang merugikan konsumen, terutama yang terlibat dalam sistem *pesan bangun*. Sistem ini tampaknya menarik bagi banyak pembeli karena menawarkan fleksibilitas dan harga yang terjangkau, tetapi sebenarnya dapat menyembunyikan risiko yang sangat besar, terutama ketika developer tidak memiliki rekam jejak yang baik dan kejujuran yang diragukan.
Salah satu praktik yang sering terjadi adalah ketika developer menawarkan untuk membangun rumah di atas lahan yang status kepemilikannya belum jelas. Perjanjian antara developer dengan pemilik tanah seringkali belum selesai, bahkan dalam beberapa kasus, pemilik tanah tidak pernah mendapatkan hak-haknya. Di sisi lain, developer mulai menarik uang dari konsumen melalui skema *booking fee* atau uang muka, mengikat konsumen dengan perjanjian di bawah tangan yang kemudian didaftarkan melalui PPAT atau notaris.
Permasalahan muncul ketika perjanjian semacam ini tidak memiliki kekuatan hukum yang kuat. Ketika sengketa tanah atau ketidakjelasan kepemilikan tanah terungkap, konsumen berada pada posisi yang rentan tanpa perlindungan hukum yang memadai. Kondisi ini tidak jarang berakhir dengan kerugian besar bagi konsumen, karena developer sudah mengantongi uang muka, sementara rumah yang dijanjikan tidak pernah terwujud.
Lebih parahnya lagi, modus penipuan ini semakin merajalela, dan satu unit rumah bisa dijual ke banyak orang secara bersamaan. Konsumen yang tidak teliti dan tergiur dengan janji-janji manis dari developer berisiko kehilangan uang tanpa mendapatkan properti yang dijanjikan.
Berikut ini ada beberapa tips dan informasi dalam memilih tanah properti dan jangan percaya kepada properti rumah yang murah , karena ada beberapa jenis lahan yang seharusnya dilindungi atau memiliki fungsi vital yang tidak boleh diganggu. Kesalahan dalam memilih lahan dapat berujung pada kerugian besar, baik dari sisi hukum, lingkungan, maupun sosial.
Pertama, **lahan konservasi** dan **kawasan lindung** adalah dua jenis lahan yang sangat penting untuk kelestarian alam. Pendirian bangunan di lahan ini dapat merusak ekosistem yang sudah lama terbentuk. Masyarakat harus sadar bahwa alam yang rusak akan berdampak buruk pada generasi mendatang.
Kedua, **lahan resapan air** sering kali diabaikan fungsinya. Banyak yang tidak memahami bahwa lahan ini berperan penting dalam mencegah banjir. Pembangunan di area ini mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air, yang pada akhirnya dapat menambah risiko banjir, terutama di kota-kota besar yang sering menghadapi masalah banjir tahunan.
Selanjutnya, **lahan pertanian produktif** juga menjadi korban dari ambisi pembangunan. Konversi lahan pertanian untuk perumahan atau proyek komersial mengancam ketahanan pangan nasional. Kita perlu menjaga agar lahan-lahan ini tetap difungsikan untuk produksi pangan, demi keberlanjutan ekonomi dan ketahanan pangan kita.
Kemudian, **daerah rawan bencana** seperti lereng curam atau kawasan dekat pantai atau dekat tebing yang rawan tsunami atau bencana longsor juga harus dihindari untuk pendirian bangunan. Risiko tinggi terhadap keselamatan membuat wilayah-wilayah ini sebaiknya tidak dijadikan tempat tinggal atau area komersial.
Akhirnya, ada juga **tanah adat**, yang memiliki nilai sosial dan budaya tinggi bagi komunitas setempat. Pembangunan di tanah ini tanpa izin dan kesepakatan yang jelas hanya akan menimbulkan konflik sosial, yang sering kali melibatkan sengketa berkepanjangan.
Dampak dari mendirikan bangunan di lahan terlarang tidak bisa dianggap remeh. Selain berpotensi menghadapi sanksi hukum, kerugian yang ditimbulkan bisa berupa kerusakan lingkungan yang sulit dipulihkan, risiko bencana alam yang merugikan jiwa dan harta, serta konflik sosial yang memecah keharmonisan masyarakat.
Oleh karena itu, sangat penting bagi konsumen untuk berhati-hati dalam memilih investasi properti, terutama jika properti tersebut masih dalam tahap rencana pembangunan. Konsumen harus memastikan bahwa status tanah, legalitas perjanjian, serta rekam jejak developer sudah jelas dan aman. Jangan pernah memberikan uang muka atau persekot tanpa kejelasan dan perlindungan hukum yang kuat. Ingatlah bahwa kehati-hatian adalah kunci untuk terhindar dari modus penipuan yang semakin marak di industri properti.
Melindungi diri sendiri dengan pengetahuan yang cukup dan melakukan verifikasi mendalam adalah langkah yang harus diambil oleh setiap konsumen. Jangan tergiur dengan janji manis, sebab realitas di lapangan bisa sangat berbeda dan berisiko menguras kantong tanpa hasil yang diharapkan.( RN Properti)