Mengupas Sejarah Karir Sang “Legend” Asmawi Jambak, Macan Kumbang dari Bukittinggi
Bukittinggi, SumbarEkspres.com – Sejarah perjalanan karir sang kiper legend ,” Macan Kumbang dari Bukittinggi ” Asmawi Jambak sengaja dikupas, bertujuan memberikan edukasi dan motivasi kepada para pemain sepakbola junior, untuk selalu bersungguh sungguh dalam memanfaatkan setiap peluang yang didapat, agar impian bisa di raih dan sukses.
Peluang Asmawi Jambak berasal dari pengamatan (alm) Alimin Sinapa terhadap talenta beliau, melalui (alm) Alimin Sinapa yang punya akses ke klub Arseto Solo, dan mendorong Asmawi Jambak mengikuti seleksi di klub tersebut bersama pemain lain saat itu, dan Alhamdulillah beliau lolos dari seleksi.
Asmawi Jambak walaupun telah lolos dari seleksi, namun masih menjalani proses, bahkan saat itu beliau berada di pelapis (kiper ke 4) di klubnya.
Semua beliau lewati dengan tetap bersemangat, tidak ada kata putus asa dalam diri beliau, sehingga masa proses tersebut bisa dilewati dan akhirnya menjadi pemain inti.
Karir sepakbola Asmawi Jambak mulai perform, Setelah diturunkan main jadi kiper utama Arseto Solo saat melawan Jayakarta 16 September 1979, peforma Asmawi Jambak kian meningkat.
Hal ini dibuktikan dengan juaranya Arseto Solo di Liga Galatama perserikatan padaTahun 1985 dan saat itu beliau di percaya sebagai kapten tim.
Sukses tersebut diiringi dengan ikutnya beliau di panggil PSSI untuk membela tim liga selection, yang mewakili PSSI ke King’s Cup ( Piala Raja ) Bangkok.
Pada King’s Cup inilah sejarah julukan “Macan Kumbang” dari Bukittinggi itu dapat di Bangkok setelah menahan Timnas Thailand 1-1 waktu itu Thailand yang diperkuat penyerang terbaiknya Piyapong.
Karena berberapa bulan sebelumnya Timnas Thailand tersebut habis mengalahkan Timnas Indonesia di Sea Games. Gelar “Macan Kumbang” diberikan oleh kelompok wartawan senior waktu itu, antara lain Bapak Sam Lantang, (alm) Isyanto, (alm) Liang Panjaitan, dll.
Kemudian pada Tahun 1986 beliau ikut Timnas PSSI TC di Brazil selama 1 bulan sebelum event akbar Asian Games tahun 1986 yang diselenggarakan di Seoul Korea Selatan.
Setelah usai program TC PSSI di Brazil, Tahun 1986 lanjut ikut di Timnas PSSI yang ke Asian Games Korea Selatan sebagai kiper cadangan Ponirin Meka(Alm) sebagai kiper inti waktu itu.
Karir beliau di Arseto Solo dari tahun 1979 sampai cidera akhir tahun 1986,dan tahun 1989 beliau memutuskan untuk pensiun, serta resmi keluar dari klub Galatama Arseto Solo.
Walaupun beliau telah pensiun, namun nafas sepakbola tidak pernah berhenti dalam kehidupan beliau. Dan di kampung halaman beliau di Bukittinggi-Agam, tetap membagi ilmunya untuk kemajuan sepakbola.
Disimak dari sejarah perjalanan karir Asmawi Jambak, di sini bisa kita petik suatu pelajaran berharga buat kita semua. Tentang filosofi kesetiaan dan loyalitas terhadap sebuah klub, karena ada beberapa tawaran dari klub lain saat itu. Namun beliau lebih memilih untuk tetap bertahan di Arseto Solo.
Karya tulis hasil wawancara SumbarEkspres.com dengan Asmawi Jambak.
( Fendy Jambak )