Mitos atau Fakta? Tradisi Tusuk Ranting Menjelang Memasuki Sumpur Kudus

Sijunjung, SumbarEkspres.com – Sebuah tradisi yang merupak kearifan lokal di kenagarian Sumpur kudus kecamatan Sumpur kudus kabupaten Sijunjung.

Hal ini di alami SumbarEkspres.com saat meliput kegiatan Dewan harian cabang generasi penerus angkatan 45 beberapa hari yang lalu (19/12),napak tilas perjuangan PDRI dalam rangka HKSN dan hari bela negara.

Perjalanan rombongan dari kota Bukittinggi dengan menggunakan bus pariwisata di tempuh dalam waktu 6 jam untuk sampai ke lokasi.

Menjelang memasuki nagari Sumpur kudus, bus berhenti sejenak, rombongan kemudian turun dari bus untuk melaksanakan tradisi tusuk ranting.

Saat di konfirmasi kepada Refnawati SH selaku ketua rombongan, ini sudah menjadi tradisi di sini ujarnya, dan kita harus hormati itu imbuhnya.

Penasaran akan hal yang bernuansa mistis begitu, SumbarEkspres.com mencoba menggali informasi pada warga di situ.

Sami(60) warga Sumpur kudus mengungkapkan bahwa konon dahulu tempat area tusuk ranting adalah daerah rawan penyamunan, di sinilah para Jawara jagoan silat bertempur sehingga banyak tulang tulang berserakan ulasnya.

Pada masa itu tidak ada mayat yang di kubur, di biarkan saja tergeletak sampai menjadi yang tinggal tulang belulang imbuhnya.

Jadi karena mistisnya begitu kuat, untuk keselematan bagi orang yang mau masuk ke daerah Sumpur kudus di tandai dengan tusuk ranting tersebut sebagai penanda dan pengganti tulang tulang tersebut, sebab apabila tidak di laksanakan hal itu, maka orang tersebut akan bisa mengalami kesialan ujarnya.

Namun semua itu kembali kepada kita sendiri ucapnya, kalau tidak percaya, silahkan di coba pungkasnya.

Begitulah kearifan lokal di nagari Sumpur kudus yang sudah menjadi tradisi dan itu bagian dari kekayaan budaya yang harus kita hormati dan kita jaga bersama sama sesuai dengan pepatah” dimana bumi di pijak, di situ langit di junjung.
( Fendy Jambak )

Bagikan: