Padang – Pada Senin, (20/9/2021) Pengacara terlapor dugaan investasi dengan kerugian 13 M berlanjut, yakni RY mendatangi Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Barat (Sumbar) dengan kesadaran diri untuk wawancara dan klarifikasi tanpa ada surat panggilan dari Polda Sumbar. Pengacara RY, Dr (cand). Riyan Permana Putra, S.H., M.H., menyatakan ini menunjukkan klien kami (RY) kooperatif dan siap bekerja sama membantu polisi untuk mengungkap kasus investasi dengan kerugian 13 M ini.
“Kedatangan kami ke Polda Sumbar dengan kesadaran diri untuk wawancara dan klarifikasi tanpa ada surat panggilan dari Polda Sumbar ini dengan tujuan agar cepat terungkap kasus ini dan juga sebagai komitmen kami koperatif dengan proses hukum dan tidak akan melarikan diri maupun menghilangkan barang bukti, justru kami akan menyediakan membantu polisi memberikan bukti-bukti untuk mengungkap kasus ini,” ujar Dr (cand). Riyan Permana Putra, S.H., M.H. yang juga merupakan Ketua Perkumpulan Pengacara dan Konsultan Hukum Indonesia (PPKHI) Kota Bukittinggi ini.
Sebelumnya sebagaimana dilansir dari langgam.id Polda Sumbar telah melakukan pemeriksaan terhadap para korban dalam kasus ini. Sebanyak empat orang korban dimintai keterangan oleh penyidik pada Senin (13/9/2021).
Penyelidikan kasus ini terus dikembangkan Polda Sumbar. “Masih dikembangkan proses lidiknya,” singkat Imam.
Terlapor, kata dia, menyakini korban dengan memperlihat foto-foto pengelolaan dan pengiriman mukena ke Malaysia. Termasuk toko-toko di pasar Sumbar.
“Ternyata foto-foto itu adalah diambil dari google yang di-screenshot dan foto mukena dari toko-toko lain yang seolah-olah punya pengelola berinisial RY,” ujarnya.
Seperti diketahui, para korban investasi diduga bodong ini mengalami kerugian mulai Rp2 juta hingga ratusan juta. Kasus ini sebelumnya dilaporkan pada 28 Agustus 2021.
Menurut kuasa hukum para korban, M Nur Idris, modus yang dilakukan terlapor adalah menawarkan investasi dengan iming-iming keuntungan 20-40 persen.
Terlapor, kata dia, menyakini korban dengan memperlihat foto-foto pengelolaan dan pengiriman mukena ke Malaysia. Termasuk toko-toko di pasar Sumbar.
“Ternyata foto-foto itu adalah diambil dari google yang di-screenshot dan foto mukena dari toko-toko lain yang seolah-olah punya pengelola berinisial RY,” ujarnya.(*)